RSS

When love ask the owner

Callisa
Pagi ini sama dengan pagi-pagi sebelumnya, dani sudah menunggu di depan dengan mobilnya. Tunangan yang juga sahabat sejak SMAku ini memang kini rajin mengantar jemputku kerja. Sebelumnya aku selalu berangkat dengan mobilku sendiri. Kata dani dia dan aku sudah mau menikah, jadi sudah semestisnya dia menyempatkan waktu untuk melihatku ditengah-tengah padatnya waktu kerja. Ya waktu luangnya hanya pagi dan saat pulang kerja. Sahabat yang saat ini menjadi tunanganku ini adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan IT yang cukup besar di indonesia. Dia sangat hangat, pengertian, dan perhatian sekali, mungkin karena dia lebih banyak mencintaiku, aku merasa sangat bersyukur aku dan dia dapat masuk ke tahap tunangan, dan akan segera menikah, yang artinya ia akan menjadi milikku. Aku bersyukur karena aku akan menikah dengan sahabatku sendiri, yang sudah saling mengenal luar dan dalam, lebih bersyukur lagi karena ia sangat mencintaiku. Pagi ini, berbeda denga hari-hari sebelumnya karena hari ini hari jumat maka aku tidak datang ke sekolah untuk mengajar, namun aku pergi ke cafeku. Selain mengajar, aku juga memiliki usaha sebagai kerja sampingan, selain cafe, aku juga mempunyai sebuah butik, sudah mimpiku sejak muda memiliki keduanya. Selain, memiliki usaha disela-sela waktu luangku, aku isi dengan menulis. Dani mendukung semua yang aku lakukan, selama itu bukan hal yang negatif. Dia mendukung semua kegiatan aku sih selama ini, kecuali kegiatan aku yang hobi dengan hiburan asal korea, dia benci banget kalau aku sudah melakukan semua itu. Sama halnya dengan aku yang tidak suka dengan hal-hal aneh yang dia lakukan. Kami saling menghargai privasi kami, tapi ada kalanya kami juga harus mengalah akan privasi kami, dan mementingkan kepentingan bersama. Punya dia dalam hidupku adalah bahagia dan nyaman.

Dani
Seperti biasanya, pagiku selalu di isi dengan menjemput wanita istimewa yang sangat sulit untuk ku miliki. Wanita mandiri, jutek, dan berprinsip ini adalah sahabat sejak SMA. Wanita yang juga satu-satunya yang terpikir olehku untuk waktu yang lama, wanita yang ingin aku jadikan lebih dari sekedar sahabat, namun ingin ku jadikan seorang teman hidup. Perlu perjuangan yang luar biasa untuk mendapatkannya. Butuh usaha besar untuk meyakinkannya. Butuh beberapa trik untuk membuatnya jatuh cinta pada sahabat sendiri. Butuh ekstra sabar untuk membuatnya merasa nyaman. Tapi aku bersyukur akhirnya kini ia menjadi tunanganku, dan segera akan menjadi teman hidup, yang selama ini aku harapkan. Satu-satunya wanita yang menghuni hati dan pikiran ini dalam waktu yang lama. Wanita yang mampu membuatku semakin aku mengenalnya, semakin aku jatuh cinta padanya. Wanita yang tidak sempurna, wanita yang memiliki kekurangan yang mampu ku sempurnakan dengan hadirku, wanita dengan mimpi yang menawan, wanita dengan paras yang cantik, hati yang anggun. Wanita yang laki manapun enggan menjadikannya pacar, namun ingin menjadikannya teman hidup. Beruntung aku dia mampu mempercayaiku, beruntung aku mampu membuatnya nyaman, dan beruntungnya aku ia tidak meninggalkanku dan setia menungguku. Aku sangat mencintai wanita yang setiap pagi menyapaku dengan senyum manisnya, wanita yang memiliki mata yang indah, wanita yang selalu mendukungku, wanita yang selalu mampu membuatku jatuh cinta berkali-kali. Memilikinya dalam hidupku adalah syukur yang selalu aku panjatkan pada sang pencipta.

Adrian
Rindu ini menuntun langkah kaki datang pada pemiliki hati ini. Rindu ini menuntun pada dia yang kini milik orang lain. Rindu ini selalu membuat diri ini menyesal telah melepaskannya pergi. Rindu ini terus mengambil seluruh waktu. Untuk kesekian kalinya aku datang ke tempatnya bekerja, untuk kesekian kalinya aku memanfaatkan kebaikan hatinya, berharap rindu ini segera hilang. Namun, dia seperti sebuah candu, yang sekali aku melihatnya, rasanya ingin terus melihatnya. Dia adalah bintang yang selama ini aku tinggalkan ditengah gelap, namun karena ia memiliki sinarnya sendiri ia tetap bersinar. Dia adalah wanita yang mungkin tidak akan pernah ku miliki lagi, namun akan selalu menyita waktuku karena rindu ini terus membelenggu. Di dekatnya seperti sedang berada dirumah, begitu nyaman dan hangat. Wanita dengan senyuman termanis, dan mata yang selalu hangat menatap. Wanita yang masih dapat tersenyum untuk aku yang telah melukainya terlalu dalam. Dulu kami saling mencintai, dan aku mengkhianatinya namun ia tetap bertahan mencintaku untuk waktu yang lama, hingga akhirnya ia mulai membuka hati untuk orang lain. Dan kini aku rindu, rindu senyumnya, rindu cintanya, rindu perhatiannya, rindu dirinya. Setelah luka yang ku sebabkan, aku tak pernah mengerti mengapa masih ada senyuman di wajahnya saat melihatku, mengapa ia begitu baik menerima kedatanganku, mengapa ia begitu hangat menyapaku, mengapa semakin aku melihatnya, semakin aku mengagguminya. Tanpa ku sadari rindu ini membawaku kembali mencintainya.

Di cafe
Mobil dani terpakir tepat depan pintu masuk cafeku,
"sudah sampai tuan putri." ucapnya dengan ciri khasnya yang kaku.
Aku tersenyum, dan membalas "thank you, mau turun dulu aku buatkan kopi dulu, masih ada waktukan."
"oke, tambah sandwich ya." jawabnya.
"iya, parkir mobilnya di samping saja, aku turun duluan." kataku.
"iya, sayang." jawabnya sambil tersenyum.
Ku balas senyumnya, lalu aku turun dari mobil, cafe memang sudah dibuka oleh pegawaiku sejak pagi-pagi sekali, jadi ketika aku datang cafe sudah buka. Saat aku hendak masuk, mataku menangkap sosok yang tak asing sedang duduk di balkon, dengan secangkir kopi. "adrian datang lagi."ucapku dalam hati. Ku kesampingkan adrian, dan aku bergegas masuk ke dapur untuk membuatkan sarapan sederhana untuk tunanganku. Ketika aku sibuk membuat sarapan aku tak melihat dani masuk. Makanya kini mataku menjelajah seluruh ruangan untuk mencari sosoknya. Namun tak ku temukan dia.
"ka cari mas dani ya?" tanya pegawaiku.
"iya ka, lihat tidak?" jawabku.
"ada dibalkon ka tadi pas masuk langsung naik ke atas."
"oh, makasih ka."
Tumben apa langsung ke balkon, biasanya ia lebih suka makan di bar dekat dapur. Ku bawa sandwich dan kopi ke balkon, dan ternyata ia tengah mengobrol dengan adrian. Adrian, aku dan dani adalah teman saat SMA. Adrian dan dani sejak dulu bersaing untuk memilikiku, saat itu adrian yang menang, namun itu semua karena aku salah pilih, adrian mengecewakakanku, dan kami berpisah. Dan saat aku terluka karena sikap adrian, danilah yang selalu ada untuk menghiburku. Kini melihat mereka duduk berdua sambil mengobrol membuatku bingung harus apa. Jika sama adria saja aku tidak merasa canggung, sudah biasa saja. Ini juga ke empat kalinya ia main ke cafeku. Aku tidak pernah membayangkan mereka akan bertemu seperti ini.
"ekhem serius banget ngobrolnya, ini ada sandwichnya sarapan dulu, maaf ganggu ya aku masuk lagi, jangan serius-serius ngobrolnya." ku beranikan mendekat ke meja mereka, dan mencoba mencairkan suasana.
Sebelum kembali masuk ke dalam aku mengingatkan dani untuk segera mengahabiskan sarapannya agar tidak terlambat. Lalu aku masuk lagi ke dalam tidak ingin mengganggu mereka, dan juga terlalu canggung berada ditengah-tengah mereka. Setelah tiga puluh menit mengobrol, dani masuk keruanganku untuk pamit bekerja.
"aku berangkat dulu ca."
"iya,dihabiskan tidak sarapannya?"
"iya habis, enak seperti biasa." jawabnya dengan senyumannya yang selalu mampu membuatku tersenyum juga.
"yaudah, hati-hati dijalan."
"siang ini mau kemana?" tanya dia
" ga kemana-mana disini aja, ada anak les private mau belajar disini, kenapa?"
"ga, apa-apa, pulangnya tunggu aku,nanti aku jemput."
"iya siap." jawabku dengan senyuman ya yang semoga terlihat manis.

Dani
Rasanya berat untuk meninggalkannya, terlebih ada orang yang pernah sangat ia cintai. Orang yang sanggup ia tunggu dengan linangan air mata selama bertahun-tahun. Orang yang selama ini menjadi pengahalang masuknya diri ini ke hatinya. Matanya mengapa masih melihat dengan tatapan yang sama seperti dulu, dan ada apa dengan laki-laki itu kenapa ia kembali dengan tatapan yang sama. Sejujurnya ingin ku bawa callisa agar tidak bersama dengan adrian. Namun ku putuskan untuk mempercayai wanitaku, karena ia kini adalah wanitaku. Aku percaya padanya.

Setelah dani pergi. Aku pergi ke balkon, bukan untuk menemui adrian, tapi untuk mengambil bekas piring dan gelas kotor. Saat menaiki tangga aku berharap adrian sudah pergi, nyatanya harapanku tidak dikabulkan adrian masih dikursinya dengan posisi yang sama. Aku berjalan mendekati menjanya. Adrian menatapku yang kini sedang berjalan ke arahnya. Akh aku benci dengan tatapan itu, tatapan yang seolah hanya ada aku di dunianya.
"hei, " sapaku saat sudah di mejanya sambil membereskan piring kotor.
"sandwichnya enak." katanya tiba-tiba.
"oh.. Mau nambah lagi, nanti aku buatkan lagi."
"tidak, tapi aku ingin juga merasakan kopi buatanmu."
"kan kamu juga sudah minum kopi".
"ca,"
"hmm."jawabku sambil menatapnya.
"ada apa dri?"
"duduk, coba ga enak banget di liatnya berdiri terus."
"aku Cuma bentar, Cuma mau ngambil ini aja kok."
"ca, masih marah ya sama aku?"
"ca,  maafin aku."
Ku menatapnya, dengan tatapan yang bingung.
"engga, kok ga marah, buat apa aku marah, minta maaf buat apalagi kan udah minta maaf."
"ca, kangen." katanya
Badanku mendadak membeku mendengar kata-kata itu keluar dari mulutnya.
"ca, aku akan terus minta maaf agar kamu bisa maafin aku, dan kembali padaku."
"adrian, aku bukan belum memaafkan kamu, aku sudah tidak marah padamu, namun sekarang sudah berbeda, bukan belum bisa memaafkan hanya saja semuanya sudah berebeda, aku sudah punya dani."
"aku telat ya ca?"
"ntahlah..".
Tak mau goyah, aku memutuskan untuk meninggalkan adrian.

Adrian
Benar bukan dia yang salah, aku yang datang terlambat. Terlalu banyak ia menangis karenaku seperti yang di ceritakan dani, dan benar yang dikatakannya aku tidak pantas untuk callisa. Ia terlalu indah dan selalu indah. Aku cinta kamu ca.

Callisa,

Pada siapa hati ini berpihak aku tidak tahu. Cinta siapa yang nyata, dan cinta yang semu aku pun tidak tahu, aku harap apapun pilihanku ia adalah cinta yang sebenarnya, bukan cinta yang salah ku tafsirkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

When love come

Bertahun-tahun hati ini berkutat dengan rasa tak terbalaskan, hingga tidak menyadari betapa banyak cinta yang ingin menghiasi hari-hariku.
Hingga akhirnya pada suatu hari, hati ini terbuka akan cinta yang datang, namun kembali hati membukaan pintu yang salah, cinta yang hadir hanya datang untuk sesaat dan kemudian pergi, hanya menyisakan luka.
Luka yang tertinggal kembali mengihiasi hari-hariku selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya aku melewatkan banyak cinta lain.
Setelah hati ini mengikhlaskan dia pergi, dan luka yang tertinggal mulai memudar, satu persatu hati ini membuka melihat banyak sekali cinta yang datang. Cinta yang selalu setia menunggu hati ini terbuka, bahkan cinta yang tak memiliki kesempatan untuk diutarakan. Cinta yang hadir premature itu kini sudah beranjak dewasa dan mulai tak sanggup hanya untuk disimpan. Satu per satu cinta tersebut mengutarakan perasaannya terhdapku. Aku terus saja menerima pengakuan mereka, tanpa tahu caranya membalas perasaan tersebut. Aku pikir hati ini masih belum membuka, namun bukan itu alasannya, pemilik hati ini yang masih saja takut membukaan hati pada orang yang salah. Mereka yang datang begitu baik, mereka yang datang begitu sempurna dengan cinta yang mereka miliki. Tidak ada satupun yang kurang, hanya saja aku yang egois. Aku tak mau kehilangan lagi, oleh karena itu aku enggan memiliki. Aku saja yang tidak pernah mampu percaya, bahwa mereka berbeda, bahwa mereka akan tetap bersama diri ini untuk waktu yang lama, aku terus saja merasakan bahwa cinta mereka sesaat, dan akan banyak hal yang akan membuatku kembali merasakan kehilangan. Aku yang takut. Aku yang tak punya cukup ruang untuk percaya. Aku yang egois. Aku ingin mereka mengukapkan perasaan mereka tanpa tahu caranya membalas perasaan tersebut.

Aku terlalu sibuk merasa rendah diri, aku terlalu sibuk menilai diri ini buruk, aku terlalu sibuk menjadikan diri ini tidak bernilai, aku terlalu sibuk minder. Hingga akhirnya aku telat mengtahui betapa banyak dari mereka menyukaiku, rasa suka yang premature, hadir disaat yang tidak seharusnya, cinta yang datang terlalu awal, namun aku tidak pernah mengetahui bahwa diri ini menjadi cinta pertama bagi beberapa orang, bahkan cinta tersebut masih terjaga sampai saat ini.


Cara mereka mencintai diri ini begitu luar biasa. Bagaimana diri ini harus membalasnya, bagaimana diri ini mampu memberikan hal yang sama. Setelah berkutat dengan luka dan rasa kecewa. Mendapatkan begitu banyak cinta membuatku bahagia hingga air mata datang bersamaan dengan senyuman. Cinta tersebut yang membuatku menjadi egois tak mau kehilangan cinta tersebut. Setelah hanya luka yang dirasa, merasakan rasanya dicintai itu begitu istimewa. Aku bahagia akan hal tersebut, aku bahagia ketika cinta itu datang. Namun aku masih belum menemukan cara bagaimana cara membalasnya, tanpa terus menerima. Aku masih terus berpikir kapan hati ini akan kembali menerima seseorang untuk membuat hari-hariku lebih berharga dan berwarna tiap detiknya. Harus pada siapa hati ini jatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hal Ini Perlu Kamu Coba Lakukan Ketika Kamu Sedang Patah Hati

kamu sedang mengalami perih dan sakit hati, menangis mungkin menjadi salah satu cara termudah dan terbaik untuk meluapkan keluh kesah di hati, meringankan beban yang sedang di pikul, menangis memang cara terbaik untuk itu. namun jika kamu mulai lelah menangis, hal ini dapat coba kamu lakukan untuk membuat perasaanmu membaik, because live must go on right? drama yang satu ini menginspirasiku, bagaimana oh hae young menghadapi luka yang terus datang padanya, unik, konyol tapi kurasa itu cukup ampuh untuk membuat perasaan membaik.

1. makan

oh hae young itu walau lagi galau dia ga lupa makan, walau ia diputusin sama tunangannya gara-gara tunangannya ga suka cara dia makan, dia tetep makan kok, malah banyak makannya.
kamu galau, kamu patah hati terus ga nafsu makan. duuh itu nyiksa diri namannya. kamu perlu makan, cobain deh kalau lagi galau, habis nangis pasti laper tuh jangan ditahan cepat cari makanan, makan yang banyak. makan dapat membuatmu merasa lebih baik, dan makan juga membuatmu berenergi. karena move on itu perlu energi guys.

2. ketawa.
boneka oh hae young yang bisa ketawa terpingkal-pingkal

oh hae young kalau habis nangis pasti, liatin boneka ini, bonekanya bisa ketawa jadi setidaknya ketika kamu bosan mengangis maka kamu bisa mendengar suara tawa.
tertawa, mana bisa lagi patah hati ketawa, yaudah tersenyum kalau ga bisa ketawa. intinya mah cari hiburan yang dapat membuatmu minimal tersenyum.

3. Mendengarkan musik dan bergoyang


kamu kalau lagi galau dengerin lagu apa? lagu melow? jangan itu makin bikin kamu down. cobain dengerin lagu yang punya nada up dan lirik yang positif. atau mau coba yang dilakukan oh hae young, dia dengerin musik klasik, slow sih tapi dia joged sebebasnya dia mengikuti irama musik, ditemenin ibunya lagi. waaah lucu banget kan. kamu kalau lagi galau nyalakan musik full volume, terus kamu joged-joged sendiri boleh, ngajak temen juga boleh, ngajak keluarga juga boleh, setidaknya dengan ini kamu ada kegiatan, dan tidakm kesepian. lakukanlah hal konyol apapun jika itu membuatmu baikan. konyol dalam hal positif ya guys. salah satunya ini. dengerin musik tango tapi sambil nari.

4. bersepeda, hirup udara segar.




bersepeda berkeliling mencari udara segar merupakan cara yang paling menyenangkan. memaceu pedal sepeda dengan cepat membuatmu merasakan bebanmu terbang terbawa angin. ketika galau berada diluar ruangan akan membantumu mengupgrade pikiranmu. fresh pokoknya harus cobain.

5. curhat, berbagi, kumpul sama sahabat
suka banget sama adegan ini, sahabat itu harusnya kaya gini, ketika sahabatnya sedang sedih yang harus kalian lakukan tidak mencecarnya dengan banyak pertanyaan cukup ikuti dia dalam diam, pastikan dia tetap baik-baik saja.

cara terampuh untuk meringankan beban adalah dengan berbagi, salah satunya bertukar cerita, dan luka.



yang paling oke lagi, jangan tanyakan banyak hal ketika sahabatmu sedang terluka atau sedih, ia akan cerita padamu jika ia merasa perlu menceritakannya. kamu hanya perlu mengikutinya dalam diam pastikan ia akan baik-baik saja. kalau perlu bawa ia ke tempat yang menyegarkan seperti pantai, atau bukit, hibur ia dengan caramu, pastikan ia tersenyum, bersyukur punya sahabat sepertimu. sahabat adalah rumah yang nyaman untuk pulang, bercerita dan berkeluh kesah.

jadi, jangan kurung dirimu ketika kamu sedang galau, jangan siksa dirimu ketika kamu galau, patah hati, putus cinta bukan berarti dunia juga berakhir, kamu pantas untuk bahagia. jika satu cinta pergi ingatlah kamu masih punya banyak cinta disekitarmu. cinta yang tulus, cinta keluargamu dan sahabat-sahabatmu.

piya recomended banget nonton drama another oh hae young nih ceritanya jjang, best lah pokoknya! terimakasih sudah membaca.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

When love ask the owner


Callisa
Pagi ini sama dengan pagi-pagi sebelumnya, dani sudah menunggu di depan dengan mobilnya. Tunangan yang juga sahabat sejak SMAku ini memang kini rajin mengantar jemputku kerja. Sebelumnya aku selalu berangkat dengan mobilku sendiri. Kata dani dia dan aku sudah mau menikah, jadi sudah semestisnya dia menyempatkan waktu untuk melihatku ditengah-tengah padatnya waktu kerja. Ya waktu luangnya hanya pagi dan saat pulang kerja. Sahabat yang saat ini menjadi tunanganku ini adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan IT yang cukup besar di indonesia. Dia sangat hangat, pengertian, dan perhatian sekali, mungkin karena dia lebih banyak mencintaiku, aku merasa sangat bersyukur aku dan dia dapat masuk ke tahap tunangan, dan akan segera menikah, yang artinya ia akan menjadi milikku. Aku bersyukur karena aku akan menikah dengan sahabatku sendiri, yang sudah saling mengenal luar dan dalam, lebih bersyukur lagi karena ia sangat mencintaiku. Pagi ini, berbeda denga hari-hari sebelumnya karena hari ini hari jumat maka aku tidak datang ke sekolah untuk mengajar, namun aku pergi ke cafeku. Selain mengajar, aku juga memiliki usaha sebagai kerja sampingan, selain cafe, aku juga mempunyai sebuah butik, sudah mimpiku sejak muda memiliki keduanya. Selain, memiliki usaha disela-sela waktu luangku, aku isi dengan menulis. Dani mendukung semua yang aku lakukan, selama itu bukan hal yang negatif. Dia mendukung semua kegiatan aku sih selama ini, kecuali kegiatan aku yang hobi dengan hiburan asal korea, dia benci banget kalau aku sudah melakukan semua itu. Sama halnya dengan aku yang tidak suka dengan hal-hal aneh yang dia lakukan. Kami saling menghargai privasi kami, tapi ada kalanya kami juga harus mengalah akan privasi kami, dan mementingkan kepentingan bersama. Punya dia dalam hidupku adalah bahagia dan nyaman.

Dani
Seperti biasanya, pagiku selalu di isi dengan menjemput wanita istimewa yang sangat sulit untuk ku miliki. Wanita mandiri, jutek, dan berprinsip ini adalah sahabat sejak SMA. Wanita yang juga satu-satunya yang terpikir olehku untuk waktu yang lama, wanita yang ingin aku jadikan lebih dari sekedar sahabat, namun ingin ku jadikan seorang teman hidup. Perlu perjuangan yang luar biasa untuk mendapatkannya. Butuh usaha besar untuk meyakinkannya. Butuh beberapa trik untuk membuatnya jatuh cinta pada sahabat sendiri. Butuh ekstra sabar untuk membuatnya merasa nyaman. Tapi aku bersyukur akhirnya kini ia menjadi tunanganku, dan segera akan menjadi teman hidup, yang selama ini aku harapkan. Satu-satunya wanita yang menghuni hati dan pikiran ini dalam waktu yang lama. Wanita yang mampu membuatku semakin aku mengenalnya, semakin aku jatuh cinta padanya. Wanita yang tidak sempurna, wanita yang memiliki kekurangan yang mampu ku sempurnakan dengan hadirku, wanita dengan mimpi yang menawan, wanita dengan paras yang cantik, hati yang anggun. Wanita yang laki manapun enggan menjadikannya pacar, namun ingin menjadikannya teman hidup. Beruntung aku dia mampu mempercayaiku, beruntung aku mampu membuatnya nyaman, dan beruntungnya aku ia tidak meninggalkanku dan setia menungguku. Aku sangat mencintai wanita yang setiap pagi menyapaku dengan senyum manisnya, wanita yang memiliki mata yang indah, wanita yang selalu mendukungku, wanita yang selalu mampu membuatku jatuh cinta berkali-kali. Memilikinya dalam hidupku adalah syukur yang selalu aku panjatkan pada sang pencipta.

Adrian
Rindu ini menuntun langkah kaki datang pada pemiliki hati ini. Rindu ini menuntun pada dia yang kini milik orang lain. Rindu ini selalu membuat diri ini menyesal telah melepaskannya pergi. Rindu ini terus mengambil seluruh waktu. Untuk kesekian kalinya aku datang ke tempatnya bekerja, untuk kesekian kalinya aku memanfaatkan kebaikan hatinya, berharap rindu ini segera hilang. Namun, dia seperti sebuah candu, yang sekali aku melihatnya, rasanya ingin terus melihatnya. Dia adalah bintang yang selama ini aku tinggalkan ditengah gelap, namun karena ia memiliki sinarnya sendiri ia tetap bersinar. Dia adalah wanita yang mungkin tidak akan pernah ku miliki lagi, namun akan selalu menyita waktuku karena rindu ini terus membelenggu. Di dekatnya seperti sedang berada dirumah, begitu nyaman dan hangat. Wanita dengan senyuman termanis, dan mata yang selalu hangat menatap. Wanita yang masih dapat tersenyum untuk aku yang telah melukainya terlalu dalam. Dulu kami saling mencintai, dan aku mengkhianatinya namun ia tetap bertahan mencintaku untuk waktu yang lama, hingga akhirnya ia mulai membuka hati untuk orang lain. Dan kini aku rindu, rindu senyumnya, rindu cintanya, rindu perhatiannya, rindu dirinya. Setelah luka yang ku sebabkan, aku tak pernah mengerti mengapa masih ada senyuman di wajahnya saat melihatku, mengapa ia begitu baik menerima kedatanganku, mengapa ia begitu hangat menyapaku, mengapa semakin aku melihatnya, semakin aku mengagguminya. Tanpa ku sadari rindu ini membawaku kembali mencintainya.

Di cafe
Mobil dani terpakir tepat depan pintu masuk cafeku,
"sudah sampai tuan putri." ucapnya dengan ciri khasnya yang kaku.
Aku tersenyum, dan membalas "thank you, mau turun dulu aku buatkan kopi dulu, masih ada waktukan."
"oke, tambah sandwich ya." jawabnya.
"iya, parkir mobilnya di samping saja, aku turun duluan." kataku.
"iya, sayang." jawabnya sambil tersenyum.
Ku balas senyumnya, lalu aku turun dari mobil, cafe memang sudah dibuka oleh pegawaiku sejak pagi-pagi sekali, jadi ketika aku datang cafe sudah buka. Saat aku hendak masuk, mataku menangkap sosok yang tak asing sedang duduk di balkon, dengan secangkir kopi. "adrian datang lagi."ucapku dalam hati. Ku kesampingkan adrian, dan aku bergegas masuk ke dapur untuk membuatkan sarapan sederhana untuk tunanganku. Ketika aku sibuk membuat sarapan aku tak melihat dani masuk. Makanya kini mataku menjelajah seluruh ruangan untuk mencari sosoknya. Namun tak ku temukan dia.
"ka cari mas dani ya?" tanya pegawaiku.
"iya ka, lihat tidak?" jawabku.
"ada dibalkon ka tadi pas masuk langsung naik ke atas."
"oh, makasih ka."
Tumben apa langsung ke balkon, biasanya ia lebih suka makan di bar dekat dapur. Ku bawa sandwich dan kopi ke balkon, dan ternyata ia tengah mengobrol dengan adrian. Adrian, aku dan dani adalah teman saat SMA. Adrian dan dani sejak dulu bersaing untuk memilikiku, saat itu adrian yang menang, namun itu semua karena aku salah pilih, adrian mengecewakakanku, dan kami berpisah. Dan saat aku terluka karena sikap adrian, danilah yang selalu ada untuk menghiburku. Kini melihat mereka duduk berdua sambil mengobrol membuatku bingung harus apa. Jika sama adria saja aku tidak merasa canggung, sudah biasa saja. Ini juga ke empat kalinya ia main ke cafeku. Aku tidak pernah membayangkan mereka akan bertemu seperti ini.
"ekhem serius banget ngobrolnya, ini ada sandwichnya sarapan dulu, maaf ganggu ya aku masuk lagi, jangan serius-serius ngobrolnya." ku beranikan mendekat ke meja mereka, dan mencoba mencairkan suasana.
Sebelum kembali masuk ke dalam aku mengingatkan dani untuk segera mengahabiskan sarapannya agar tidak terlambat. Lalu aku masuk lagi ke dalam tidak ingin mengganggu mereka, dan juga terlalu canggung berada ditengah-tengah mereka. Setelah tiga puluh menit mengobrol, dani masuk keruanganku untuk pamit bekerja.
"aku berangkat dulu ca."
"iya,dihabiskan tidak sarapannya?"
"iya habis, enak seperti biasa." jawabnya dengan senyumannya yang selalu mampu membuatku tersenyum juga.
"yaudah, hati-hati dijalan."
"siang ini mau kemana?" tanya dia
" ga kemana-mana disini aja, ada anak les private mau belajar disini, kenapa?"
"ga, apa-apa, pulangnya tunggu aku,nanti aku jemput."
"iya siap." jawabku dengan senyuman ya yang semoga terlihat manis.

Dani
Rasanya berat untuk meninggalkannya, terlebih ada orang yang pernah sangat ia cintai. Orang yang sanggup ia tunggu dengan linangan air mata selama bertahun-tahun. Orang yang selama ini menjadi pengahalang masuknya diri ini ke hatinya. Matanya mengapa masih melihat dengan tatapan yang sama seperti dulu, dan ada apa dengan laki-laki itu kenapa ia kembali dengan tatapan yang sama. Sejujurnya ingin ku bawa callisa agar tidak bersama dengan adrian. Namun ku putuskan untuk mempercayai wanitaku, karena ia kini adalah wanitaku. Aku percaya padanya.

Setelah dani pergi. Aku pergi ke balkon, bukan untuk menemui adrian, tapi untuk mengambil bekas piring dan gelas kotor. Saat menaiki tangga aku berharap adrian sudah pergi, nyatanya harapanku tidak dikabulkan adrian masih dikursinya dengan posisi yang sama. Aku berjalan mendekati menjanya. Adrian menatapku yang kini sedang berjalan ke arahnya. Akh aku benci dengan tatapan itu, tatapan yang seolah hanya ada aku di dunianya.
"hei, " sapaku saat sudah di mejanya sambil membereskan piring kotor.
"sandwichnya enak." katanya tiba-tiba.
"oh.. Mau nambah lagi, nanti aku buatkan lagi."
"tidak, tapi aku ingin juga merasakan kopi buatanmu."
"kan kamu juga sudah minum kopi".
"ca,"
"hmm."jawabku sambil menatapnya.
"ada apa dri?"
"duduk, coba ga enak banget di liatnya berdiri terus."
"aku Cuma bentar, Cuma mau ngambil ini aja kok."
"ca, masih marah ya sama aku?"
"ca,  maafin aku."
Ku menatapnya, dengan tatapan yang bingung.
"engga, kok ga marah, buat apa aku marah, minta maaf buat apalagi kan udah minta maaf."
"ca, kangen." katanya
Badanku mendadak membeku mendengar kata-kata itu keluar dari mulutnya.
"ca, aku akan terus minta maaf agar kamu bisa maafin aku, dan kembali padaku."
"adrian, aku bukan belum memaafkan kamu, aku sudah tidak marah padamu, namun sekarang sudah berbeda, bukan belum bisa memaafkan hanya saja semuanya sudah berebeda, aku sudah punya dani."
"aku telat ya ca?"
"ntahlah..".
Tak mau goyah, aku memutuskan untuk meninggalkan adrian.

Adrian
Benar bukan dia yang salah, aku yang datang terlambat. Terlalu banyak ia menangis karenaku seperti yang di ceritakan dani, dan benar yang dikatakannya aku tidak pantas untuk callisa. Ia terlalu indah dan selalu indah. Aku cinta kamu ca.

Callisa,
Pada siapa hati ini berpihak aku tidak tahu. Cinta siapa yang nyata, dan cinta yang semu aku pun tidak tahu, aku harap apapun pilihanku ia adalah cinta yang sebenarnya, bukan cinta yang salah ku tafsirkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Apa Arti Aku Bagimu?


Bagi sebagian orang kamu mungkin cinta pertamanya,
Bagi sebagian orang lagi kamu mungkin cinta bertepuk sebelah tangannya,
Dan bagi sebagaian orang kamu adalah masa depannya.

Setiap orang memiliki bahagia mereka sendiri,
Setiap orang memiliki kisahnya sendiri,
Begitu pula aku. Ya aku gadis berkulit sawo matang khas wanita indonesia, yang sangat mencitai moccacino hingga teman-temannya memanggil dengan sebutan mocca. Perkenalkan namaku calisa tapi aku lebih dikenal dengan panggilan mocca, kamu boleh memanggilku apa saja, senyamanmu. Aku ini orangnya cukup demokratis kok. Santai saja.. Aku ga akan mendeskripsikan apapun tentang diriku, karena aku yakin kalian sudah punya penilaian sendiri tentangku.
"ca , lagi apa?" suara gadis manis terdengar kemudian.
"sini-sini nay, aku lagi ngerekam video buat dichanel youtubeku." jawabku
"oh, kali ini edisi apalagi, bukan tentang kehidupan ke jombloan lu lagi kan?" tanya nay asal.
Aku hanya bisa tersenyum, karena memang aku suka banget cerita tentang kesendirian ini di dunia maya, bukan untuk mencari perhatian, buatku media sosialku udah kaya diary, aku malah berharap ga ada yang tau media sosial aku, biar aku bisa bebas posting tulisan apapun, tanpa ada komentar. Ya nay ini salah satu orang yang selalu komentar kalau aku posting al-hal yang sedikit melow, padahal pas nulis itu aku sedang tidak galau. Hanya saja terkadang suka tiba-tiba kepikiran ingin menulis hal-hal sedikit puitis.
"hai, sahabat youtube kenalin nih sahabat aku, namanya nayla."
" haiiii, semuanya, kalau sahabt gue udah ngomongin hal-hal tentang kejombloannya, itu kode dia nyari jodoh, udah itu aja." katanya sambil mengeluarkan senyum nakalnya.
Sahabat aku ini emang ga ada duanya, sposorship nomor satu, supaya temennya ga jomblo. Jadi tiap hari pasti bawain satu spesies laki-laki, yang menurut aku itu semuanyaa tipenya si nay kayanya, soalnya sampai detik ini semua yang dikenalin dia, ga ada satupun yang nyantol, dan sepertinya sahabat aku ini udah mulai putus asa nyariin pacar buatku. Yaa.. Tanda-tandanya mulai menyalahkan diriku yang katanya terlalu pemilih, terlalu rapat nutup hati, ga bisa move on, berselra tinggi dan lain-lain. Padahal emang iyaa hehehe
Ga kok aku ga pemilih dalam arti buruk, yang hanya ingin laki-laki sempurna. Aku pemilih dalam arti yang bagus kok, aku sebenernya ga punya kriteria apapun tentang pasangan, hanya yang mampu membuatku nyaman, rindu, dan bahagia, maka ga ada alasan aku buat nolak dia. Tapi kasusnya susah nyari yang seperti itu, hingga akhirnya aku hanya mejadi luka bagi mereka, entah sudah berapa banyak yang menjadi korban penolakkanku, beberapa yang aku tolak memang benar-benar tidak memiliki rasa padaku, beberapa lagi ternyata memendam rasa yang dalam untukku dan aku menyesal telah melukai hati mereka. Bagi sebagian lagi menjadikanku sosok yang sulit untuk dilupakan, bahkan setelah mereka memiliki pasangan, karena bagi mereka aku adalah cinta pertamannya, yang tak mungkin mudah terlupakan namun juga tak mudah untuk dimiliki. Aku ini memiliki banyak definisi, bagi setiap orang, mereka memiliki definisi tersendiri tentangku, oleh karena itu aku tidak mau mengambil pusing siapa aku, dan bagaimana aku dimata orang lain. Ku bebaskan mereka mendefiniskan diri ini.

Tentang aku yang sampai saat ini masih menjomblo, dan itu membuat sahabatku frustasi, aku juga ga ngerti kenapa sahabat aku ini mengkhawatirkan aku yang masih jomblo. Padahal akunya saja baik-baik saja, setidaknya begitu. Nayla sudah punya pacar, pacarnya juga selalu ada untuknya, tampan, dewasa, dan yang jelas sangat sayang sama nayla. Aku kadang iri melihat mereka, tapi aku sendiri tidak pernah mau mencoba untuk menerima seseorang. Aku sendiri tidak mengerti, mengapa sampai detik ini masih betah sendiri, aku bukan belum pernah jatuh cinta, hanya saja aku lebih suka memendam perasaan ini.  Dan untuk membuka hati orang lain, aku lebih mencoba mencari kenyamanan, lalu coba untuk percaya itu sulit. Menyiksa memang tapi mau gimana lagi, sampai saat ini belum benar-benar ada yang pas dihati.

Kalaupun ada mereka enggan menjalin suatu hubungan yang dinamakan pacaran, mereka ingin menjadikanku sebagai masa depan mereka, itu artinya aku harus mau menunggu mereka datang ke rumah untuk meminta izin kepada kedua orang tuaku, untuk menikahiku. Aku benar-benar tidak masalah, jika mereka mempunyai niat baik seperti itu, aku akan menunggu dan aku senang banget berarti mereka benar-benar ingin hidup bersamaku, menjadikanku teman hidup. But, ini sangat membingungkan bagaimana bisa yang ngomong ingin aku menjadi istri mereka itu bukan Cuma satu orang, dan aku kembali menjadi insan yang sendiri, karena aku tak mampu untuk mempercayai omongan mereka. Kecuali jika memang benar punya niat seperti itu, dan datang ke orangtuaku untuk meminta izin, akan menikahiku beberapa tahun lagi, menunggu ia lulus, atau menunggu ia lebih siap maka aku akan benar-benar menunggu. Jadi masa depan kamu itu tidak mudah.

Sendiri itu sebenarnya tidak seburuk itu, hanya saja kalau habis nonton drama korea suka baper, hehe. Ga iri sih sama temen-temen yang udah punya pacar buatku itu lebih ke alay, aku juga pusing mendengar cerita mereka kalau lagi bertengkar. Setidaknya ketika jomblo kamu ga harus merasakan hal tersebut.

Satu-satunya yang aku punya itu kenangan masa lalu, bukan karena aku masih mencintai mantan, atau belum move on hanya saja indahnya kisah cinta yang aku punya adalah masa lalu. Bukan berarti jika aku mulai menuliskan kisah masa lalu aku kembali pada perasaan masa lalu, atau aku masih memiliki rasa tersebut. Aku hanya rindu kisah indahnya bukan orangnya. Aku harap detik ini aku juga memiliki kisah seperti itu lagi, tapi aku sadar sulit menemukan seseorang yang nyamannya lebih daripada rumah, rindunya seberat bumi, dan bahagianya seluas semesta. Susah menemukannya, jika kamu meresa mampu membuatku merasakan keduanya, tunjukanlah, agar aku tahu, agar aku mampu segera memilikimu, jangan menyerah akan hidupku, dan kekuranganku.

Aku mungkin terlalu dingin, tapi jika kamu memberikanku kesempatan maka kamu akan tahu betapa hangatnya diri dan hati ini. Terkadang kesendirian mampu mengajarkan arti cinta, setia, bahagia, rindu, perjuangan, menunggu, dan arti dari kehadirannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Still About Him


Tidak bisakah kamu hanya pergi begitu saja, 
Bisakah kamu tidak menjadi baik dan lembut seperti itu,
Jangan menatap aku dengan mata itu,
Jangan pernah menatapku, seolah aku ini begitu menyedihkan.
Tak usah menatapku, seolah kamu bersalah telah melakukan hal tersebut padaku.
Tak usah kau lakukan semua hal baik, karena semua tidak berguna sama sekali,
Kamu akan tetap pergi, pada akhirnya kamu akan tetap pergi.

Aku tahu betul, kamu merasa bersalah.
Aku tahu betul, kamu begitu tak tega melihatku menangis,
Aku tahu betul, kamu mencoba membuatku lebih baik.
Tapi semua tidak ada gunanya, pada akhirnya kamu akan tetap pergi.

Sudah memasuki, tahun ke empat setelah kita berpisah, namun mengapa kamu dan segala kenangan tentangmu masih saja terus menghuni hari-hariku. Aku tahu kamu tidak akan pernah kembali, aku tahu kamu sudah mengucapkan selamat tinggal, aku juga tahu kamu sudah membayar semua janji-janjimu, aku tahu kamu mencoba untuk tak melukaiku, dengan membuat sebuah perpisahan manis, yang bahkan semakin membuatku tidak mampu mengucapkan sampai jumpa lagi, semoga kamu bahagia, jika dia bahagiamu aku akan bahagia, aku tak sanggup mengatakannya walau sudah ku siapkan kalimat tersebut. Aku ingat betul hari dimana kamu menghubungiku januari tahun 2014, untuk pertama kalinya kamu mengirim sebuah pesan, mengajakku untuk jalan ke sebuah air terjun tempat favoritemu, tempat yang selalu kamu ceritakan padaku, tempat yang selalu kamu janjikan padaku untuk dikunjungi bersama-sama. Aku ingat betul hari itu aku langsung mengiyakan tawaran tersebut. Bahkan aku langsung berlari ke arahmu, aku rela menggunakan motorku sebagai alat tranportasi kita untuk kesana. Hari itu hujan gerimis menemani perjalanan kita, aku tak menggunakan jaket dan kamu merelakan jaketmu dikenakan oleh aku, padahal hari itu dingin, dan kamu menggunakan kaos pendek. Saat itu aku cukup terkesan, berada di belakangnya, melihat penggungnya, merasakan hangat jaketnya, aku cukup terkesan dengan semua yang ia lakukan, dalam hatiku berkata, ia masih tetap sama laki-laki yang selalu membuatku jatuh cinta dengan apapun yang ia lakukan. Canda tawa sepanjang perjalanan, setiap pohon, setiap batu, setiap sawah, setiap detail jalan yang kita lalui, aku masih mengingatnya dengan baik. Yang kurasa saat itu bahagia. Ia lebih nyaman dari rumah, ia lebih indah dari bintang di langit, dan lebih hangat dari perapian. Apapun yang ia katakan, apapun yang ia lakukan selalu mampu membuatku, betapa bersyukurnya diri ini dapat mengenalnya lebih dekat dari siapapun, bersyukurnya aku bahwa laki-laki ini pernah memiliki rasa untukku. Hanya bahagia yang ku rasa hari itu, hingga akhirnya aku sadar bahwa semua yang ia lakukan hanya untuk membayar hutang padaku, hutang janji yang selama ini selalu ku tagih, dan untuk mengucapkan selamt tinggal untuk selama-lamanya. Hari itu ku pikir aku mungkin akan mendapatkan kesempatan kedua, namun sebaliknya hari itu ia ingin mengucapkan selamat tinggal padaku, selamat tinggal dan tidak akan kembali. Ia ingin aku merelakannya pergi, ia ingin aku melupakannya dan melanjutkan hidupku, ingin aku menemukan seseorang yang baru, ingin membiarkannya pergi ke arah wanita lain. Ia ingin aku melakukan semua itu, tanpa berpikir bahwa apa yang ia lakukan hanya semakin membuatku, tak mampu untuk melepaskannya. Jika saja hari itu aku tahu kamu mengajakku jalan hanya untuk mengatakan berpisah, jika saja aku tau kamu hari itu ingin aku merelakanmu, dan andai saja aku tahu itu adalah pertemuan untuk perpisahan, mungkin aku akan menolak ajakanmu, jika aku menolak mungkin saja kamu akan tetap disini, disampingku, ada setiap hari-hariku. 

kamu mungkin tidak pernah tahu, betapa aku sangat merindukanmu. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sebuah Kisah Klasik


Malam ini aku akan kembali menceritakan sebuah kisah klasik mengenai seorang wanita berusia 20 tahun yang sampai saat ini menghadapi masalah yang sama yaitu masalah cinta yang tidak kunjung berbalas, sebuah kisah cinta yang tidak pernah happy ending. Sebuah kisah perjalanan cinta yang panjang dan cukup menyakitkan. Sebuah kisah wanita usia 20 tahunan yang tidak pernah merasakan indahnya cinta, kesucian cinta maupun kesempurnaan cinta. Kisah cinta yang jauh dari bayangan bahagia yang sejati. Sebuah kisah dimana cinta dan pangeran hanyalah sebuah mitos dan ilusi. Sebuah keadaan dimana sendiri merupakan hal yang paling pas untuknnya. Sendiri dan sepi.

Pacaran merupakan hal yang terlalu mewah untuknnya. Usianya 20  tahun, usia dimana semua orang memiliki sebuah kisah cinta yang manis bahkan tidak terlupakan. Bahkan untuk sebagian orang menemukan cinta sejatinya diusia ini. Usia dimana kamu dapat bersenang-senang dengan seseorang yang spesial. Semua hal manis tentang cinta diusia 20 tahunan hanya mitos bagiku. Ini masih belum akhir dari usia 20 ku, tapi sepertinya aku harus menyerah untuk urusan cinta. Aku memilih untuk menghindari kehidupanku yang penuh dengan pikiran mengenai cinta yang rumit dan pacaran yang terlalu mewah buat aku.

Aku sudah membulatkan tekadku dari rumah, tapi…
Sesampainya aku diperantauan tempat aku menuntut ilmu, tekadku mulai goyah. Lingkungan sekitarku, maksudku teman-teman dekatku mereka semua sudah memulai sebuah perjalanan cinta yang sepertinya akan berakhir bahagia ya siapa yang tahu akhir dari sebuah kisah yang bahkan naskahnya pun tidak pernah terlihat. Yang membuatku goyah, yang menjadi pikiranku adalah apakah aku mampu bertahan dengan kesendirian ini, semantara teman-temanku selalu berbagi mengenai sebuah kebahagian yang diberikan oleh cinta, yang mungkin hanya angan-angan bagiku. Apa aku sanggup menahan rasa sepi ini, karena bukan tidak mungkin waktu sahabat-sahabatku hanya untuk pasangan mereka.

Sebaiknya aku harus menyesuaikan diri dengan semua ini, apapun yang terjadi sendiri atau dengan pasangan aku harus bahagia. Dengan atau tidak adanya pasangan aku harus bahagia. Aku kuat akan aku terus coba yakinkan diri ini bahwa aku baik-baik saja. Tadinya aku ingin menulis semua perjalanan cintaku yang semuanya berakhir dengan tangis. Sendir dan memilki pasangan itu sama saja, sama-sama banyak tangis daripada tawa.

Memangnya kenapa kalau aku sendiri, memangnya kenapa kalau teman-temanku sudah punya pacar, memanya kenapa kalau aku tidak ada yang dekati, memangnya kenapa kalau hidupku tanpa cinta, memangnya kenapa jika aku tidak dekat dengan laki-laki, memangnya kenapa kalau aku memilih untuk berhenti mempercayai cinta, memangnya kenapa?????????????????????????????????????????

Aku bisa bahagia tanpa pasangan, bahkan jika nanti sahabat-sahabatku satu persatu pergi meninggalkanku aku masih tetap hidup, aku masih bisa bahagia, aku masih bisa berkaya. Memangnya aku sendirian itu kehendak aku. Lalu aku harus berubah menjadi orang lain agar aku dapat pacar, sudah aku coba merubah sifatku hasilnya masih sama. Aku juga ga ngerti kenapa aku ini sendiri sampai saat ini, kurasa ini bukan prinsip tapi takdir. Sekarang aku hanya perlu menerima dengan ikhlas agar semua ini dapat terlewati dengan mudah.

Jika malam datang aku ingin segera pagi, berharap esok menawarkan sebuah kebahagiaan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS